Tampil di Ngayogjazz 2019, Dony Koeswinarno Suguhkan Jazz Fusion

Penampilan Dony Koeswinarno di Ngayogjazz 2019. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Kinanthi Larasati)

TERUSTERANG—Pagelaran musik jazz tahunan, Ngayogjazz kembali digelar di Dukuh Kwagon, Desa Sidokerto, Godean, Yogyakarta, Sabtu (16/11/2019). Sebanyak 39 komunitas jazz dari berbagai kota di Indonesia turut meramaikan tujuh panggung musik yang akan bermain secara serentak.

Panggung-panggung tersebut antara lain Panggung Empyak, Panggung Umpak, Panggung Saka, Panggung Blandar, Panggung Usuk, Panggung Molo, dan Panggung Genteng.

Tema Ngayogjazz 2019, "Satu Nusa Satu Jazznya", terinspirasi dari lagu karya L. Manik bertajuk "Satu Nusa Satu Bangsa" dengan tujuan ingin menunjukkan bahwa meskipun berbeda-beda namun kita tetap bangsa Indonesia seperti halnya musik Jazz yang bervariasi. Oleh karena itu, acara musik Ngayogjazz selalu diselenggarakan di tengah pemukiman masyarakat Yogyakarta dengan tiket masuk yang cukup unik, yakni dengan menyumbangkan buku tulis atau gambar. Buku-buku tersebut kemudian akan dikelola dalam program Lumbung Buku yang akan disumbangkan ke seluruh pelosok negeri.

Beberapa musisi yang akan tampil pada Ngayogjazz 2019 antara lain Tompi, KuaEtnika ft. Didi Kempot dan Soimah, Nonaria ft. Mas Brazz, Sri Hanuraga, Dewa Budjana, dan masih banyak lagi. Sementara komunitas jazz seperti dari Surakarta, Samarinda, Ponorogo, Kediri, dan Jogja juga ikut berpartisipasi menampilkan komposisi musik jazz mereka.

Dony Koeswinarno di Ngayogjazz 2019. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Kinanthi Larasati)

Salah satu penampil yang akan memperdengarkan karya orisinilnya adalah Dony Koeswinarno. Beliau adalah musisi sekaligus arranger yang telah berpengalaman tampil di beberapa pagelaran musik di tanah air maupun mancanegara serta berkolaborasi dengan banyak musisi di dalam dan di luar negeri. Dony yang awalnya menekuni alat musik saksofon dan flute, kini Ia tampil di Panggung Saka dengan memainkan Electronic Wind Instrument (EWI).



Musik yang dibawakan oleh Dony merupakan komposisi orisinil yang terdapat pada album barunya bertajuk Better Future yang baru saja dirilis bulan Juli lalu. Album yang bergenre Jazz Fusion ini dimainkan dengan format kuintet yaitu komposisi musik yang terdiri atas lima instrumen berbeda. Format ini kemudian diisi oleh Dony Koeswinarno (EWI), Aditya Ong (Keyboard), Ganggeng Yudana (Gitar), Banindra (Drum), dan Bob (Bass).

Bob Kunto di Ngayogjazz 2019. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Kinanthi Larasati)

Pemain bass dalam penampilan ini, Bob, menyatakan bahwa pertunjukan malam ini merupakan eksperimen Dony menggunakan EWI.

"Semua materi yang dibawakan tadi itu komposisi original nya mas Dony. Ada di albumnya yang Better Future," ujar Bob.

"Yang menarik adalah tambahan instrumen EWI yang dimainkan mas Dony. Sebenernya lagu-lagu itu di rekaman aslinya pakai tenor saksofon. Tapi buat penampilan tadi mas Dony lebih eksperimen ke musik elektronik, jadi dia pakai EWI dan di-combine sama combo band nya, yang full pakai elektrik," imbuhnya.

Persiapan latihan yang dilakukan oleh combo band ini cukup singkat, yakni hanya sekali dengan format lengkap.



"Untuk latihan yang full team cuma sekali. Tapi kalo cuma band combo tanpa mas Dony kemarin sempat dua kali latihan. Ini yang keempat kalinya aku jadi session player nya mas Dony," tutup Bob saat diwawancara seusai penampilan.

(dari kiri ke kanan) Aditya Ong (keyboard), Banindra (drum), Ganggeng Yudana (gitar). (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Kinanthi Larasati)

Tak hanya dari segi pemain, penonton pun mengaku terhibur dengan penampilan Dony dan teman-temannya malam ini. Salah seorang penonton bernama Frans datang bersama kekasihnya karena mereka cukup menikmati musik jazz.

"Tadi musiknya jazz abis, sekalipun enggak hapal yang dimainkan tapi musiknya terdengar fresh. Jarang-jarang ada musik kayak gini. Skill yang dimainkan juga jago sekali" ungkapnya.

Frans berharap acara musik yang dapat dinikmati berbagai kalangan seperti Ngayogjazz pun dapat berlanjut.

"Event-event kayak gini harus dilestarikan. Jarang-jarang kan musik modern dipadukan di tempat-tempat pelosok begitu. Disuguhkan juga dengan keramahtamahan warga lokalnya," tutupnya.

Penulis            : Kinanthi Larasati (Liputan Langsung)
Editor             : Nasy’ah Mujtahidah Madani
Fotografer      : Kinanthi Larasati

Post a Comment

0 Comments