Titik
pusat gempa yang mengguncang wilayah Sulawesi Utara. (Sumber: @infoBMKG)
TERUSTERANG—Gempa
yang berpusat di kedalaman 73 km laut Halmahera Barat telah terjadi lebih dari
lima kali dalam kurun waktu 12 jam.
Gempa di wilayah Maluku Utara diawali dengan guncangan
bermagnitudo 7,1 Skala Richter (SR). (Sumber: @infoBMKG)
Gempa
ini diawali dengan guncangan bermagnitudo 7,1 Skala Richter (SR) yang
berpotensi tsunami mengguncang Maluku Utara pada Kamis (14/11/2019) pukul 23.17
WIB. Masyarakat di kawasan Halmahera Barat mengungsi. Kemudian, Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menghentikan peringatan dini
tsunami pada Jumat (15/11/2019) pada pukul 01.45 WIB.
Pengumuman pemberhentian peringatan dini tsunami oleh Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pasca gempa pertama. (Sumber: @infoBMKG)
Namun, BMKG terus
melakukan pemantauan terkait gempa susulan yang mungkin terjadi. Terbukti bahwa
dalam kurun waktu 12 jam, Maluku Utara diguncang gempa lebih dari lima kali.
Wilayah yang terdampak guncangan meliputi Halmahera, Gorontalo, Bitung, Manado,
dan Minahasa Selatan. Gempa masih terjadi hingga pantauan terakhir BMKG Jumat
(15/11/2019) pukul 12.27 WIB.
Update informasi gempa oleh BMKG mengenai guncangan susulan
di wilayah Halmahera, Sulawesi Utara. (Sumber: @infoBMKG)
Dikutip
dari detikNews, Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Barat, Imran Lolori, mengatakan
setidaknya ada 2.000 keluarga yang sempat mengungsi saat ada peringatan dini
tsunami.
"Masyarakat
yang daratan rata sempat mengungsi ke ketinggian, mengungsi, 2.000 keluarga
lebih mengungsi," ujarnya saat dihubungi, Jumat (15/11/2019).
Ia
mengatakan saat itu tim BPBD Halmahera Barat masih menyisir lokasi. Menurutnya,
ia belum menerima laporan ada kerusakan.
"Belum
ada kerusakan, gempa cukup terasa," ucapnya.
______________________________________________________________________________
Sumber:
Penulis
& Editor: Nasy’ah Mujtahidah Madani
0 Comments