Fadli Zon, anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). (Sumber: Dok. Google)
TERUSTERANG—Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
RI), Fadli Zon, memberikan respons mengenai wacana perpanjangan
masa jabatan presiden. Menurutnya,
wacana ini adalah hal yang berbahaya karena dapat memicu pertanyaan yang lain.
“Orang mau mengubah apa nantinya bisa, nanti malah
ada mempertanyakan dasar negara dan lain-lain yang membahayakan negara, kan
bisa saja orang minta hal semacam itu,” kata
Fadli Zon.
Batas kepemimpinan presiden itu sendiri memiliki
jatah dua periode dan setiap masa jabatan selama lima tahun.
Menurut Fadli Zon, seharusnya orang-orang
mulai menyudahi hal-hal yang bisa menimbulkan kegaduhan dan jangan lagi memicu
isu-isu yang membuat kekacuan bangsa.
“Itu
wacana yang berbahaya bagi demokrasi kita. Harus dihentikan karena itu akan
memicu kontroversi dan kegaduhan,” lanjutnya.
Sebelumnya,
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memberi usul masa jabatan presiden menjadi tujuh tahun, namun hanya diberi
jatah satu periode. Hal ini dinilai karena presiden akan bekerja semaksimal
mungkin dan dapat fokus tanpa memikirkan pemilihan umum (pemilu) selanjutnya.
“Jika hanya satu periode, setiap presiden akan
bekerja semaksimal mungkin, fokus bekerja buat rakyat dan tak memikirkan pemilu
berikutnya,” ujar
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI, Tsamara Amany. Menurut
Tsamara sendiri, masa jabatan satu periode akan membuat presiden terlepas dari
tekanan-tekanan politik jangka pendek dan memberi fokus lebih untuk melahirkan
kebijakan terbaik.
Penulis : Rahaditya Nadhif Mahendra
Editor : Nasy’ah Mujtahidah Madani
Sumber : ANTARA
News
0 Comments