Peringatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, Aliansi 15 Organisasi dan Komunitas Gelar Mimbar Bebas di CFD Solo



Poster yang dibawa oleh peserta mimbar bebas. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Indriana Mega Kresna)


TERUSTERANG—Front Mahasiswa Nasional Universitas Sebelas Maret (FMN UNS) beserta dengan 15 organisasi dan komunitas sipil menggelar mimbar bebas di Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi Surakarta (Solo) dalam rangka puncak dari Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau 16 HAKtP, Minggu (08/12/2019).

Aliansi yang terdiri dari Larasati Creative Lab, Solidaritas Perempuan untuk Kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (SPEK-HAM) Surakarta, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Sukoharjo dan cabang Surakarta, Lawan Patriarki, Aksi Kamisan Solo, Darwis Foundation, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surakarta, FMN UNS, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan, Sukoharjo dan Surakarta, Pukap Solo, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Solo dan Sukoharjo, dan Jejer Samawa, membuat mimbar bebas tersebut dengan maksud sebagai kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan seksual di seluruh dunia.

Kampanye ini digagas oleh Women's Global Leadership Institute. Sedangkan, pemilihan tajuk 16 hari dalam kampanye ini dipilih sebagai simbolik untuk menghubungkan antara Hari Ani Kekerasan terhadap Perempuan dengan Hari Hak Asasi Manusia Internasional.

“16 hari itu sebagai simbolik buat menghubungkan antara Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan sama hari HAM internasional, terus sekaligus menekankan kalau misalnya kekerasan terhadap perempuan itu salah satu bentuk pelanggaran HAM,” terang Amin, salah satu anggota FMN UNS yang ditemui tim terus terang ketika acara tengah berlangsung.

Poster yang dibawa peserta long march. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Indriana Mega Kresna)

Acara dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan long march yang dilakukan dari Ngarsopuro menuju Hotel Dana dengan membawa berbagai atribut seperti poster “Sahkan RUU PKS”. Selanjutnya, massa dikerahkan untuk membentuk setengah lingkaran, dengan ruang kosong di sisi tengah.

Acara dilanjutkan oleh penampilan orasi, puisi, maupun perfoming art dari berbagai elemen yang terlibat dalam acara mimbar bebas. Penampilan yang dibawakan berisikan pesan-pesan tentang anti kekerasan terhadap perempuan serta hak-hak perempuan yang harusnya bisa didapatkan oleh tiap perempuan tanpa diskriminasi apapun.


Salah satu peserta mimbar bebas sedang melakukan orasi. (Sumber: Dok. TERUSTERANG/Indriana Mega Kresna)

“Salah satu masalah perempuan dalam perspektif budaya, ya, kekerasan seksual. Di mana kondisi sosial membuat perempuan lebih mudah tertindas. Maka dari itu, harapannya kampanye ini bisa membuat masyarakat lebih memikirkan ulang tentang budaya patriarki yang sangat kuat di masyarakat” ujar Amin.

Dalam pelaksanaannya, mimbar bebas yang diselenggarakan hampir dibubarkan oleh Dinas Perhubungan Surakarta dengan alasan tidak adanya surat izin penyelenggaraan acara. Tetapi, peserta mimbar bebas menyatakan bahwa CFD merupakan ruang publik di mana semua masyarakat bisa mengekspresikan dirinya tanpa mengganggu agenda yang lain.

Acara mimbar bebas ini tetap dilangsungkan dan terlaksana dengan khidmat. Selama keberjalanannya, mimbar bebas yang diprakarsai untuk mengampanyekan antikekerasan terhadap perempuan ini mendapatkan pengawasan dari beberapa petugas yang berjaga di CFD namun tetap bisa berjalan sampai usai.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Penulis : Indriana Mega Kresna (Liputan Langsung)

Editor : Nasy’ah Mujtahidah Madani

Post a Comment

0 Comments