Cashless society dapat diilustrasikan dengan banyaknya
perkembangan dompet digital (e-wallet) dan uang digital (e-money)
melalui aplikasi maupun kartu debit/kredit. (Sumber: Netral News)
Cashless Society, gaya hidup baru dari
perkembangan teknologi yang lahir dari kondisi berkurangnya penggunaan uang
tunai karena tergantikan oleh uang digital atau yang biasa kita dengar dengan
sebagai e-money (electronic-money).
Di Indonesia, gerakan ini mulai dikampanyekan oleh Bank Indonesia
sejak 2014 lalu dan sukses meningkatkan jumlah pengguna uang digital hingga 60%
dalam setahun terakhir. Euforia sistem transaksi non-tunai ini disambut dengan
banyaknya promo yang diberikan oleh penyedia jasa, yang bertujuan untuk mendongkrak
jumlah penggunaan uang digital di masyarakat.
Uang fisik yang biasa digunakan untuk transaksi, kini perlahan
mulai digantikan dengan uang digital berbasis kartu debit maupun kredit dan
juga e-wallet yang bisa dengan mudahnya diakses melalui smartphone.
Mulai dari pembayaran transportasi umum, akses jalan tol, parkir, belanja
kebutuhan sehari-hari, juga berbagai gerai rumah makan, mulai menerapkan
pembayaran via e-money yang semakin menguatkan penggunaan uang digital di
masyarakat.
Gerakan non-tunai ini begitu lekat dengan milenial. Sebagai
generasi yang melek teknologi dan juga internet, milenial dianggap sebagai
generasi yang mudah menyesuaikan segala kondisi, seperti membayar secara
non-tunai. Sifatnya yang sangat praktis ini, juga cocok dengan karakteristik
generasi milenial yang ingin segalanya serba instan.
Menghadapi gerakan non-tunai, tim TERUSTERANG punya
beberapa tips, nih, untuk Sobat!
1. Promo vs Konsumtif
Banyaknya promo yang digulirkan dari berbagai penyedia layanan
uang digital cukup membuat kita tergiur. Metode pembayaran super praktis
digabungkan dengan potongan harga besar-besaran tentu merupakan kombinasi yang
ciamik.
Agar tidak menjadi generasi yang konsumtif, saat hendak membeli
barang, ada baiknya kamu kembali mempertanyakan kepada diri sendiri apakah
barang tersebut benar-benar kita butuhkan dan bukan hanya karena promo yang
ditawarkan. Dengan satu pertanyaan tersebut, semoga bisa menyelamatkan dompet
kamu dari pengeluaran tidak terkendali.
2. Potensi Pencurian
Data
Teknologi memang semakin canggih, namun masih ada potensi dari
orang lain untuk melakukan kejahatan dalam sistem uang digital ini. Bila kamu
tidak berhati-hati saat memasukkan informasi dan meninggalkan jejak di dunia
maya, risiko diretas oleh orang yang tidak bertanggung jawab bisa semakin
meningkat.
Tersebarnya data pribadi dan juga kehilangan uang tabungan
bukanlah hal yang menyenangkan, TERUSTERANG menyarankan kamu untuk
selalu teliti dan juga berhati-hati pada setiap website yang kamu kunjungi agar
tidak menjadi korban phising.
3. Sinyal
Untuk melakukan pembayaran non-tunai, tentu membutuhkan koneksi
internet yang lancar. Apabila sinyal mengalami gangguan, maka proses transaksi
akan terhambat dan kemungkinan terburuknya kamu tidak dapat melakukan
pembayaran secara non-tunai.
Jika kamu tidak membawa uang tunai, tentu dengan terpaksa harus
melakukan pembatalan pembelian. Untuk mencegah hal yang satu ini, kamu tetap
harus membawa uang tunai sebagai cadangan untuk menghindari batalnya transaksi
karena buruknya sinyal dan kebutuhan-kebutuhan lain yang belum menggunakan
sistem pembayaran digital.
Jadi, kamu tim mana,
nih, cash atau cashless?
Penulis : Haniefira Safantyarizka Luhfi
Editor : Nasy’ah Mujtahidah Madani
Sumber :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190308142700-83-375574/waspada-bahaya-mengintai-di-era-cashless-society
https://www.permatabank.com/id/article/hidup-tanpa-uang-tunai?language_content_entity=en
https://smartcity.jakarta.go.id/blog/248/dibalik-cita-cita-cashless-society-kenapa-harus-non-tunai
https://www.cekaja.com/info/cashless-society-keunggulan-dan-kelemahannya/
0 Comments