JAFF 2019 Hadirkan 113 Film dari 23 Negara Se-Asia

Poster Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2019. (Sumber: https://jaff-filmfest.org/)

TERUSTERANG—Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2019 resmi dibuka di Studio Empire XXI, Selasa (19/11/2019) malam. JAFF 2019 akan menampilkan 113 karya film dan melibatkan sineas dari 23 negara peserta se-Asia.

JAFF 2019 bertajuk ‘Revival’ itu digelar mulai hari ini hingga Sabtu (23/11/2019). Sebagaimana ditulis pada laman resmi JAFF https://jaff-filmfest.org/, JAFF 2019 mengusung tema "Revival" sebagai bentuk panggilan untuk merefleksikan kembali kekayaan sejarah dan peradaban Asia.

            Revival” adalah sebuah bentuk panggilan untuk merefleksikan lebih dalam dan mengangkat kembali kekayaan sejarah dan perabadan Asia. Identitas Asia senantiasa bersifat eklektik ketimbang etnik. Keragaman agama telah lama menjadi pilar penyangga kekokohan peradaban Asia.

"Konten Asia itu jadi kekuatan yang sangat diperhitungkan oleh budaya barat yang sebelumnya jadi kiblat kita. Semangat itu yang ingin sampai di kita," ujar Ifa Isfansyah selaku Direktur Festival JAFF dalam pembukaan JAFF 2019.

Baca juga: ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ Akan Tayang Januari 2020

Selain Ifa Isfansyah, JAFF juga dihadiri sederet tokoh penting lain, seperti Johar Gultom sebagai perwakilan Sekretariat Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Johar Gultom menyatakan bahwa Kemenlu mendukung penuh JAFF demi peningkatan kualitas film Indonesia di masa depan dan sebagai medium komunikasi yang baik antar negara.

“Festival JAFF ini menjadi satu medium komunikasi penting yang disampaikan para sineas dalam mendukung upaya pemahaman antar budaya di Asia," ujar Perwakilan Sekretariat Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Johar Gultom, yang membacakan sambutan Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Cecep Herawan.

Lokasi acara pembukaan JAFF 2019. (Sumber: Dok. TERUSTERANG)

JAFF yang telah berusia 14 tahun ini juga mendapatkan apresiasi dari Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho. Aris menekankan agar para sineas muda bisa mengikuti perhelatan JAFF. Dalam sambutannya, Aris menyatakan bahwa dengan kehadiran sekolah-sekolah film di jogja, diharapkan bisa banyak menumbuhkan pelaku seni khususnya di bidang film.

“Kami tidak pesimis dengan regenerasi sineas muda. Di Yogyakarta sudah banyak akademi ataupun Perguruan Tinggi (PT) yang menghasilkan para sineas-sineas baru,” ujarnya.

Pembukaan JAFF tahun ini hanya dilakukan di satu titik dan berlangsung dengan meriah. Acara dimulai dengan iring-iringan prajurit bregada Keraton Yogyakarta yang mengkirab para penyelenggara dan juri JAFF dari Hotel Horizon sampai ke area Empire XXI. Area Empire yang juga diisi berbagai stan kuliner dan aksesori telah padat didatangi oleh pengunjung sejak sore.

Baca juga: Nonton Bareng Film ‘Kucumbu Tubuh Indahku’

Tidak hanya dihadiri oleh sederet nama besar di bidang perfilman Indonesia, seperti Joko Anwar hingga Christine Hakim dan Donny Alamsyah, JAFF 2019 juga dihadiri oleh berbagai kalangan pencinta film, salah satunya ialah para komunitas film seperti KINEKLUB Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret (FISIP UNS). KINEKLUB yang merupakan komunitas film dari FISIP UNS datang ke pembukaan JAFF tahun ini dengan membawa serta beberapa anggota komunitasnya. Para anggota mengaku bahwa ini bukan kali pertama mereka menghadiri festival film ini.

“Ini udah yang kedua kali, tahun lalu saya datang juga ke JAFF. Teman-teman KINE, sih, nggak pernah skip JAFF, selalu ke sini, kadang ganti-gantian hari juga,kata Adit, salah satu anggota KINEKLUB FISIP UNS yang berhasil diwawancarai tim terusterang selepas screening film ‘Abracadabra’ yang didapuk sebagai film pembuka JAFF tahun ini.

Adit (kanan, dengan baju bertuliskan BA-TIK) berfoto bersama anggota KINEKLUB FISIP UNS pada acara pembukaan JAFF 2019. (Sumber: Dok. TERUSTERANG)

Anggota KINEKLUB FISIP UNS yang hadir pada pembukaan JAFF 2019 menyatakan bahwa mereka datang di JAFF tidak hanya sekadar ingin menonton film, tetapi juga untuk mencari edukasi seputar dunia perfilman dan bertemu dengan sesama komunitas film yang lainnya.

“JAFF kan acara keren, pasti banyak sesuatu yang bisa didapat selain pengalaman nonton film yang pasti keren juga. Bisa buat nyari relasi juga,” tambah Adit.

JAFF tahun ini mendapatkan sambutan dan antusiasme yang baik dari masyarakat. Berkaitan dengan itu, Presiden Festival JAFF, Budi Irawanto, berterima kasih kepada semua undangan baik dalam maupun luar negeri, para film maker, penonton, dan segenap sukarelawan yang sudah turut menyukseskan JAFF tahun ini.

Budi Irawanto juga mengatakan bahwa JAFF lahir karena kecintaan dan keterpukauan pada sinema Asia serta keyakinan bahwa kisah-kisah di kawasan ini memang layak untuk dikisahkan dan ditonton.

"Asia adalah rumah kita. Kita menginginkan sinema Asia menuturkan kisahnya lewat caranya sendiri yang memang penting dan bermakna bagi warga Asia," pungkas Budi.

Baca juga: 5 Film Hollywood yang Shooting di Indonesia


_______________________________________
Penulis            : Indriana Mega Kresna (Liputan langsung)
Editor             : Nasy’ah Mujtahidah Madani

Post a Comment

0 Comments