Berbagai
macam jenis teh. (Sumber: Hello Sehat)
Teh merupakan salah satu jenis minuman yang paling sering dijumpai
di sekitar kita. Minuman yang ditemukan di dataran cina ini bahkan telah
tersebar di berbagai belahan dunia berkat jalur perdagangan modern. Efek yang
dimiliki teh terhadap cita rasa yang digemari penduduk di berbagai negara pun
sangat kuat.
Secara tidak langsung, minuman teh kini menjadi standar yang kerap
ada di setiap tempat. Tidak heran jika minuman ini selalu hadir dalam ragam
yang bermacam-macam, seperti pada supermarket maupun café dan warung terdekat.
Dari banyaknya ragam yang ada, produk-produk teh tersebut pada dasarnya
dikategorikan melalui proses oksidasi setelah dipetik dari kebun teh. Berikut
adalah 5 jenis teh yang dikategorikan melalui proses tersebut!
Black
Tea
Oksidasi merupakan kunci dari proses pembuatan teh agar dapat
dikonsumsi sebagaimana mestinya. Melalui proses oksidasi ini, aroma daun teh
dapat diekstrasi dengan sempurna ketika diseduh. Hal tersebut juga memberikan
warna pada daun teh, sehingga proses ini juga memengaruhi penamaan jenis
teh.
Black tea
sendiri merupakan jenis teh yang melalui proses oksidasi sepenuhnya, sehingga
daunnya berwarna kehitaman. Prosesnya yang lama menyebabkan black tea
memiliki rasa paling kuat dan kandungan kafein yang paling banyak. Jenis teh
ini paling sering kita temui di warung makan dan warung sembako. Karena
memiliki rasa paling kuat, black tea kerap dipadukan dengan
rempah-rempah atau penambah rasa lainnya, seperti jahe, bunga melati, susu,
dll.
Oolong
Tea
Oolong tea
melalui proses oksidasi sedikit lebih cepat daripada black tea. Waktu
oksidasi yang diterapkan setiap produsen pun berbeda-beda, yaitu di antara 25%
hingga 75%. Hal ini menyebabkan warna daunnya yang tidak selalu terlihat sama,
antara hijau tua hingga hijau muda. Sayangnya teh jenis ini tidak terlalu
sering kita temui di warung makan karena demand yang tidak terlalu
besar. Oleh karenanya kita dapat menemui teh ini di café maupun
toko-toko khusus dengan harga yang cenderung lebih mahal dari jenis teh lainnya.
Teh ini memiliki rasa yang lebih ringan pula jika dibandingkan
dengan black tea. Perbedaan waktu ketika mengoksidasi oolong tea
pun dapat menyebabkan rentang rasa yang berbeda-beda, tergantung dari teknik
yang diterapkan masing-masing produsen.
Green
Tea
Green tea,
atau yang kerap disebut dengan teh hijau, merupakan teh dengan proses oksidasi
yang lebih pendek daripada oolong tea. Umumnya, teh yang diolah menjadi
varian teh hijau melalui proses oksidasi sebanyak 5% hingga 25%. Karena
rentangnya yang relatif kecil, perbedaan rasa teh hijau di antara beberapa
produsen pun tidak terlalu banyak.
Dibandingkan dengan teh lain, proses penyeduhan teh hijau perlu
dilakukan secara lebih hati-hati, yaitu dengan temperatur air di bawah titik
didih selama 2 hingga 3 menit saja. Penyeduhan yang melebihi temperatur dan
waktu tersebut dapat merusak teh hijau sehingga menghasilkan rasa yang sangat
pahit.
White
Tea
White tea
merupakan salah satu jenis varian teh yang mahal. Hal tersebut disebabkan oleh
proses produksi yang rumit dan jumlah panen yang sangat terbatas. Lantaran daun
teh yang diolah untuk menjadi white tea diambil dari pucuk daun yang
belum tumbuh sempurna dan hanya dapat dipetik sebelum matahari terbit. Daun
tersebut berwarna putih serta berbentuk menguncup seperti jarum. Oleh
karenanya, daun white tea memiliki sebutan “Silver Needle”.
Setelah dipanen, daun tersebut diolah dengan proses oksidasi
sebanyak 5% saja. Proses yang sangat minimal membuatnya hanya dapat diseduh
dengan air hangat. Air seduhan white tea memiliki rasa paling lembut
yang mewah dibandingkan dengan varian teh lainnya.
Pu
Erh
Pu Erh merupakan sebuah olahan
daun teh yang spesial. Selain melalui proses oksidasi, pu erh juga harus
melalui proses fermentasi sebelum siap untuk dikonsumsi. Proses fermentasi
menjadikan teh jenis ini terbentuk dalam gulungan keras yang dapat disimpan
selama bertahun-tahun. Setelah mengalami proses fermentasi, pu erh
mendapatkan rasa khasnya tanpa rasa pahit yang berlebihan walau diseduh dengan
air mendidih dalam durasi waktu yang relatif lama.
Penulis : Yosua Bangun Imantaka
Editor : Nasy’ah Mujtahidah Madani
0 Comments