5 Buku yang Wajib Dibaca Mahasiswa Indonesia



            Buku adalah jendela dunia. Konon, lewat buku, para pembacanya bisa menjelajah dunia dan mendapatkan pendalaman tentang suatu topik atau kejadian. Membaca buku dirasa menjadi suatu hal yang erat kaitannya dengan figur mahasiswa sebagai kaum intelektual.

Nah, buat kamu para mahasiswa Indonesia, Terusterang punya rekomendasi buku yang wajib dibaca oleh mahasiswa Indonesia nih. Apa aja bukunya? Check it out!

1. Bumi Manusia - Pramoedya Ananta Toer


Halaman depan Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. (Sumber: Dok. goodreads.com)
           
Bumi Manusia adalah buku yang menceritakan kondisi sosial budaya Indonesia yang pada masa itu masih diduduki Belanda ketika awal 1900-an. Bercerita tentang Minke, seorang pribumi yang mengenyam pendidikan yang didirikan bangsa Eropa di Indonesia.

Dalam buku ini diceritakan juga cerita roamsa antara Minke dengan Annelies Mellema yang merupakan seorang indo, anak dari seorang wanita pribumi yang dijadikan gundik oleh pembesar Belanda di Surabaya. Kisah romansa ini mengantarkan Minke bertemu dengan Nyai Ontosoroh yang digambarkan sebagai seorang figur ibu dengan pemikiran progresif dan tidak mau tunduk pada Belanda yang kemudian memberikan banyak sumbangsih bagi kehidupan Minke ke depannya.

            Dalam buku ini juga diceritakan pertentangan batin yang dialami Minke tentang pandangannya terhadap pendidikan dan pengaruhnya dalam merubah derajat manusia pada masa itu.

Buku ini kental dengan nuansa sejarah dan nasionalisme dan dikemas dengan cara yang apik sehingga tidak membosankan walaupun masalah yang dibawa di dalamnya merupakan masalah yang tergolong berat. Banyak pengulas buku menobatkan Bumi Manusia sebagai buku Indonesia terbaik. Wajib dibaca, deh, pokoknya!

2. Catatan Seorang Demonstran - Soe Hok Gie


Halaman depan Catatan Seorang Demonstran karya Soe Hok Gie. (Sumber: Dok. goodreads.com)

            Mahasiswa mana yang tidak kenal Gie, sang aktivis yang terkenal dengan keteguhan idealismenya? Karena pemikiran dan gerakan-gerakan yang ia prakarsai, Gie kerap menjadi idola dan role model bagi para mahasiswa. Perjuangan Gie masih bisa dirasakan hingga sekarang lewat buku-buku yang ia tulis, salah satunya adalah buku Catatan Seorang Demonstran.

Buku Catatan Seorang Demonstran merupakan buku yang berisi catatan harian Gie selama ia hidup sebagai mahasiswa di Universitas Indonesia. Buku yang diterbitkan pada 1983 ini berisi opini dan pengalaman Gie terhadap aksi demokrasi pada kala itu. Romantisme perjuangan mahasiswa Indonesia terekam dengan baik dalam buku ini. Oleh karena itu, buku ini menjadi salah satu buku yang wajib dibaca oleh mahasiswa Indonesia karena vibes pergerakan mahasiswanya kerasa banget, peeps!

3. Bangkitlah Gerakan Mahasiswa - Eko Prasetyo


Halaman depan Bangkitlah Gerakan Mahasiswa karya Eko Prasetyo. (Sumber: Dok. goodreads.com)

            Inilah buku yang tidak berisi teori dan diskripsi. Lebih mirip risalah provokasi. Dibuat bukan untuk sekedar dibaca. Disusun dengan maksud untuk menggerakkan. Maka buku ini disarankan untuk tidak dibaca jika ingin dimengerti saja. Tak perlu membawa-bawa buku ini kalau hanya jadi bahan diskusi. hanya satu tujuan buku ini: menghasut dan meyakinkan!
            Buku ini seolah menjadi pedoman bagi mahasiswa yang ingin bergerak. Cara Eko Prasetyo merangkai kata demi kata pada buku ini patut diacungi jempol. Pemaparan fenomena-fenomena yang dialami mahasiswa dalam berbagai masa, serta penyelesaian-penyelesaian yang sudah dilakukan oleh para tokoh terdahulu dan pertanyaan yang menampar para pembaca saat ini; bagaimana mahasiswa kini harus bergerak? Bangkitlah Gerakan Mahasiswa juga jadi buku yang wajib dibaca untuk para agent of change.

4. Madilog - Tan Malaka


Halaman depan Madilog karya Tan Malaka. (Sumber: Dok. goodreads.com)

            Mengenal lebih jauh pemikiran Tan Malaka mengenai gagasan kebangsaan dapat didapatkan dengan membaca buku ini. Tan Malaka merupakan orang pertama yang menulis konsep Republik Indonesia dalam sebuah buku berjudul Naar de Republiek Indonesia tahun 1925. Dan ternyata, buku inilah yang kemudian menginspirasi Ir. Soekarno untuk memperjuangkan kemerdekaan tanah air, lhoNamun sangat disayangkan, hidup Tan Malaka harus berakhir di tangan tentara negara yang ia bangun.

            Selama bertahun-tahun, nama Tan Malaka dimusnahkan dari sejarah bangsa Indonesia. Bukunya yang berjudul Madilog pun dilarang beredar. Buku Madilog yang merupakan kependekan dari Materialisme, Dialektika, Logika ini akan menuntun kita berpikir kritis, rasional, serta penuh pertimbangan. Pasalnya, buku yang masuk kategori filsafat ini nggak hanya berisi ilmu-ilmu, nilai-nilai kehidupan, tetapi juga pemikiran luar biasa dari Tan Malaka yang bisa kalian serap dan pelajari dengan mudah.

Walau buku ini sangat serius, namun yakin, deh, wawasan kalian akan bertambah setelah menamatkan buku ini.

5. Pulang - Leila S. Chudori


Halaman depan Pulang karya Leila S. Chudori. (Sumber: Dok. goodreads.com)
           
Pulang adalah judul novel karya Leila S. Chudori yang terbit pada tahun 2013. Buku setebal 552 halaman ini mengantarkan Leila memenangi Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa untuk kategori prosa, pada tahun 2013Pulang merupakan sebuah drama keluarga, persahabatan, cinta dan pengkhianatan berlatar belakang tiga peristiwa bersejarah: Indonesia 30 September 1965Perancis Mei 1968, dan Indonesia Mei 1998  yang digambarkan melalui tokoh Dimas yang jadi eksil politik di Paris dan tidak bisa pulang ke Indonesia karena terlibat kejadian G30S/PKI hingga akhirnya tinggal dan hidup di Paris sana bersama 3 kawan lainnya, Mas Nug, Tjai, dan Risjaf. Dengan latar belakang yang kaya dengan peristiwa bersejarah ini, Pulang juga masuk TOP 5 rekomendasi Terusterang sebagai buku yang wajib dibaca mahasiswa.

            Dari lima rekomendasi di atas, buku mana yang sudah pernah kamu baca? Kalau belum, nggak ada salahnya, lho, kalau kalian mau baca lima buku keren ini. Hal terpenting, jangan lupa baca buku, ya! Hidup Mahasiswa!
  
______________________________________________________________________________
Penulis            : Indriana Mega Kresna
Editor             : Nasy’ah Mujtahidah Madani

Post a Comment

0 Comments